Selasa, 20 September 2011
PROSPERITY FOR ALL
Dalam semangat kemerdekaan ini, Rumah Ekonomi Rakyat dalam rilisnya menyampaikan pernyataan pers terkait pentingnya kemerdekaan ekonomi bagi seluruh rakyat Indonesia.
Yang pertama, kami mendorong upaya penguatan ekonomi rakyat, Kemerdekaan Ekonomi yang sejati, dan Kemakmuran bagi semua. Keadilan ekonomi dan kesempatan yang sama untuk memperoleh kesejahteraan bisa dicapai dengan memaksimalkan sumberdaya ekonomi untuk kepentingan rakyat, mendistribusikan sumber-sumber ekonomi secara merata, meningkatkan produktivitas rakyat dengan insentif, dan memfasilitasi kegiatan ekonomi kreatif.
Kedua, pertumbuhan Ekonomi harus diimbangi dengan pemerataan ekonomi. Indonesia berhasil mencapai keseimbangan ekonomi makro yang bagus, ditandai dengan pertumbuhan ekonomi, meningkatnya IHSG, menguatnya Rupiah terhadap USD, menurunnya persentase kemiskinan. Namun hal-hal ini harus disertai dengan distribusi pemerataan ekonomi secara progresif untuk menghindari disparitas ekonomi yang tinggi.
Ketiga, ekonomi sektor riil dan UMKM harus mendapat perhatian dan pemberdayaan penuh dari pemerintah. Pemerintah dapat menjadi mediator antara swasta dan masyarakat untuk menyalurkan dana CSR (Corporate Social Responsibility) demi membangun semangat kewirausahaan dan meningkatkan produktivitas ekonomi masyarakat.
Selanjutnya keempat, Pemerintah harus mendorong dan memfasilitasi masyarakat dalam memberdayakan ekonomi kreatif yang bernilai ekonomi tinggi dan berkualitas ekspor. Hal ini untuk menangkal serbuan barang impor dari China, Vietnam dll, demikian Taufiq Amrullah.,M.E, Direktur Rumah Ekonomi Rakyat. ***
Mendesak Pemerintah Perjuangkan Nasib Karyawan Freeport
Minggu, 18 Sep 2011 04:10 WIB
JAKARTA, RIMANEWS - Kasus pemogokan karyawan PT Freeport Indonesia menjadi bukti nyata bagaimana pemerintah Indonesia lebih menunjukkan keberpihakan pada pemilik modal asing ketimbang rakyatnya sendiri. Merespon aksi pemogokan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral justru menekankan pentingnya "menjaga kepentingan nasional" yang kemudian diterjemahkan dengan menjaga kepentingan investor asing demi kesehatan iklim investasi dalam negeri.
Direktur Rumah Ekonomi Rakyat, Taufiq Amrullah menilai hak para karyawan untuk mendapatkan kesejahteraan yang lebih baik mungkin sekali dikorbankan, mengingat keengganan pihak manajemen Freeport memenuhi tuntutan para karyawan untuk menaikan gaji pegawai non-staf sampai tingkat 3 dari $2.1-$11 menjadi $17.5-$43 per jam.
Padahal, kata Taufiq, permintaan para karyawan merupakan hal yang wajar mengingat besarnya kontribusi Freeport Indonesia kepada induk perusahaannya, Freeport McMoran Copper & Gold, yang mencapai 51 persen. Sementara 49 persen sisanya disumbangkan oleh anak perusahaan Freeport McMoran yang tersebar di seluruh dunia.
"Sebagai perbandingan, para karyawan Freeport di Amerika Utara mendapat bayaran $30-$230 per jam, padahal sumbangannya jauh lebih kecil daripada Freeport Indonesia", kata Taufiq dalam rilisnya yang diterima redaksi di Jakarta Minggu (18/9/2011).
Rumah Ekonomi Rakyat mendesak pemerintah Indonesia agar lebih berpihak pada para pekerja yang merupakan bagian dari rakyat Indonesia.
"Menjaga sehatnya iklim investasi memang penting, tapi menyejahterakan rakyat jauh lebih penting. Pemerintah harus berani menekan manajemen Freeport Indonesia untuk memenuhi tuntutan para karyawan", demikian Taufiq.[ian]
Jumat, 16 September 2011
Kamis, 31 Desember 2009
Selangkah di Gerbang 2010
Itu saja belum kucapai semua, bagaimana berpikir yg lain?
Aku berdiri di sini, tepat selangkah memasuki gerbang 2010, aku bertanya pada diri apakah pencapaian 2009 ku sudah tercapai?
Aku sendiri tidak menyadari dan mengerti benar apa sebenarnya cita2 terdekatku, sebentar ingin menjadi insinyur listrik sebentar ingin menjadi ahli ekonomi, dahulu ingin menjadi tentara tapi juga ingin jadi dokter. Saat2 yang lalu ingin menjadi politisi, tapi godaan menjadi seorang pengusaha dan memiliki sesuatu yg bernilai ekonomi juga makin terasa saat2 ini.
Belakangan selepas terlibat di pemilu 2009 saya tertarik lagi menjajal program doktoral manajemen strategi UI, diiringi keinginan kuat suatu saat mengakses ke ruang publik.
Saya menemukan hari2 yg menyenangkan ditahun ini, namun itulah yang membuatku gelisah, nyaris tidak ada tantangan berat seperti 5 tahun terakhir. Karena tantangan lah yang memberikan efek moral dan semangat luar biasa bagi seseorang untuk memberi arti dan meningkatkan daya hidupnya.
Aku menelusuri jalan2 yg sering kulalui di jkt beberapa tahun silam, mengenang saat2 yang kuanggap unforgettable, menghubungi beberapa kawan dekat dan mendiskusi beberapa kemajuan. Entah mengapa sangat sulit mengatakannya bahwa keputusan lalu yg kubuat nyaris tanpa dukungan apapun kecuali semangat akanpengejaran takdir.
Lalu, saat takdir baru kurasa akan menghampiriku, kurasakan jarum jam berputar begitu lambat, karena hampir seluruh pikiranku adalah menunggu. Sebuah kata yang kutemukan nilainya ketika menonton film The Terminal nya Tom Hanks bersama istri tercinta. Yeah, everyone waiting for! Bukan hanya aku yang menunggu, semua orang menunggu sesuatu yang berarti baginya, seorang presiden, tokoh terkenal, milyarder, pencinta bola, tukang ojek hingga petani dan anak gembala, semua menunggu!
Rupanya menunggu adalah satu dari tingkat kesabaran yang cukup tinggi, bahkan Imam Ghazali menyebut kesabaran suami menunggu sang istri menuntaskan hajatnya sebelum dia sendiri menyelesaikan untuk dirinya sebagai salah satu kesabaran tertinggi. Tapi aku ingat kalau aku sangat tidak menyukai memancing ikan, bagiku itu wasting time bukan kesabaran menunggu.
Kita bisa menuliskan seribu satu rencana di 2010. Namun sejatinya perjuangan terberat adalah pelaksanaan kata-kata (menurut si burung camar WS Rendra).
Saya sendiri punya manifesto 2010 sebagaimana Anda semua, sejumlah poin kalimat aktif yang optimis. Misalnya saya akan mengunjungi tempat-tempat bersejarah di dunia, membangun usaha dan memiliki tabungan untuk berhaji, dan banyak lagi. Sungguh enak sekedar menyebutnya kan? Itulah kita manusia, pandai berencana lemah melaksana.
Maka tulislah apa yang akan Anda kerjakan, kerjakan apa yang telah Anda tuliskan, dan tulislah kembali apa yang telah Anda kerjakan
Wish Me Luck, and you too, hope we all the best
Kamis, 03 Desember 2009
Orang Kaya di dunia sedikit
Nah, apakah Anda berpotensi kaya ?
Menurut Marshal Silver : hanya 1 % orang menguasai 50 % uang beredar di dunia, hanya 5 % orang menguasai 90 % uang beredar di dunia, sedangkan 95% orang memperebutkan sisa 10% uang beredar di dunia.
Jika seluruh uang di dunia ini dibagi rata maka setiap orang akan mendapatkan sekitar 2,4 Juta Dolar AS atau sekitar 24 Milyar Rupiah (jika kurs 10ribu Rupiah per USD)
Sayangnya menurut ramalan Marshal lagi, bahwa dalam 5 tahun kemudian, komposisi kekayaan akan kembali pada posisi semula, itu karena sikap orang terhadap kekayaannya yang berbeda2. Orang pada umumnya akan berpikir bagaimana membelanjakan uangnya demi kepuasan, sementara sedikit yang berpikir bagaimana menginvestasikan kekayaannya agar terus bertambah.
Jadi, bagaimana kita menyebut diri kita kaya jika belum memiliki uang di atas rata2 orang jika uang dibagi rata. Anda baru disebut kaya jika punya uang lebih dari 24 Milyar Rupiah. Nah, lho
(diinspirasi dari buku 'Financial Revolution'nya Tung Desem Waringin)
Rabu, 03 Juni 2009
Mid Year
Aku kaget melihat kalender berganti begitu cepat...sekarang sudah tengah tahun 2009. Banyak sekali target sudah tercapai namun lebih banyak belum tercapai. Sebuah buku belum juga menghasilkan printing sheet, masih pointer dan ide2 belum terkombinasi dalam paragraf. Tumpukan proposal rencana kerja, dan sejumlah agenda negosiasi belum juga kelar. Besok aku menjadi siapa, masih sebuah sketsa kasar tapi harus kusyukuri.
Inilah pencapaian terbaikku yang tak boleh kusangkal. Terlalu banyak yang ingin mencapainya, saya nikmati hari ini. Co's The Future is Now, enjoy its all...
Jumat, 17 April 2009
Pemimpin oh pemimpin
yaa sudahlah
saya juga malu dengan dengan beberapa elit kita yg tiba2 mati angin
ada yg kelewat pede