Selasa, 22 Juli 2008

FPMI, Cikal Pembaruan Politik Islam


Di tengah pertarungan politik citra menandai genderang pemilu 2009, kita memasuki tahun baru 2008 dengan susah payah, terutama kehidupan ekonomi. Tetapi tetap juga dengan gempita pesta pora tiupan terompet di detik pertama tahun baru, seolah tak ada kesengsaraan. Sepertinya peristiwa ini akan terus berulang di setiap awal tahun. Berpesta sejenak melupakan rasa lapar dan keterjajahan, lalu kembali ke kehidupan nyata.
Saat hampir bersamaan, 15 Januari 2008, memperingati tahun baru Islam 1 Muharram 1429 Hijriyah. Beberapa pimpinan organisasi pemuda dan mahasiswa Islam bersepakat mendeklarasikan Forum Pemuda dan Mahasiswa Islam (FPMI) sebagai refleksi keprihatinan atas kondisi bangsa dan umat yang semakin terpuruk. Mereka menyatukan tekad dalam satu forum untuk membangun kesadaran persaudaraan dan kebangkitan politik Islam, melawan segala upaya adu domba dan destruksi umat. Kehancuran bangsa Indonesia adalah kejatuhan umat Islam, dan kebangkitan negeri adalah kejayaan umat.
FPMI dideklarasikan oleh 14 ormas pemuda Islam yaitu KAMMI PUSAT, PB HMI, PP GPI, PB PII, PB Pemuda Islam, PP Gema Pembebasan, PB HMI MPO, PB PMII, PP HIMMA, PP MASIKA ICMI, FORSIS, HIMA PERSIS, PP IPPNU, dan PP IRM. Selanjutnya kemudian bergabung beberapa ormas lainnya seperti Pemuda Persis dan Pemudi Persis.
Naskah deklarasi FPMI yang dibacakan 14 pimpinan OKP cukup menjelaskan posisi FPMI :

PIAGAM DEKLARASI
FORUM PEMUDA MAHASISWA ISLAM
MEMPERHATIKAN KONDISI KEUMMATAN DAN KEBANGSAAN
YANG MENGALAMI KETERPURUKAN DAN COBAAN,
SERTA KEINGINAN KUAT UNTUK MEMBANGUN PERSAUDARAAN
GENERASI MUDA ISLAM,
DENGAN SEMANGAT HIJRAH UNTUK KEBANGKITAN
UMAT DAN BANGSA INDONESIA,
MAKA, KAMI MENDEKLARASIKAN BERDIRINYA
FORUM PEMUDA & MAHASISWA ISLAM (FPMI)

Berdirinya FPMI bertujuan menguatkan kebersamaan antar pergerakan pemuda dan mahasiswa Islam menuju Indonesia yang mandiri, untuk membangun barisan yang kuat antar ormas pemuda dalam ikatan persaudaraan Islam, kepedulian atas berbagai cobaan dan keterbelakangan yang menimpa umat Islam sebagai bagian terbesar rakyat Indonesia, serta semangat hijrah untuk membawa perubahan bagi bangsa Indonesia. Visi FPMI adalah Membangun semangat ukhuwah Islamiyah memberi yang terbaik untuk umat dan bangsa Indonesia. Sedangkan misinya menjalin ukhuwah Islam antar gerakan pemuda dan mahasiswa Islam dalam semangat akidah Islam, serta membangun sinergisitas pergerakan pemuda dan mahasiswa Islam di Indonesia. Adapun keanggotaan adalah seluruh Ormas Pemuda (OKP) Islam tingkat nasional nonParpol.
Selanjutnya FPMI mencanangkan beberapa agenda silaturrahim tokoh nasional Islam (Ormas, Parpol, Profesional, Akademisi) untuk memperluas jangkauan gerak dan dukungan. Juga beberapa agenda kegiatan publik seperti diskusi publik, aksi dan siaran pers bersama, serta rencana konferensi pemuda Islam.
Tokoh-tokoh Islam memberi apresiasi dan dukungan atas berdirinya FPMI. Hidayat Nurwahid (Ketua MPR RI) yang menghadiri deklarasi FPMI surprise dengan terbentuknya forum ini, sesuatu yang sejak lama dicita-citakan. Hidayat memberi advise agar FPMI menjadi pelopor untuk membangun dan mempertahankan ukhuwah Islamiyah serta mengkonsolidasi umat agar berdaya dengan langkah nyata. Sedangkan Adhyaksa Dault (Menegpora RI) menyarankan agar FPMI memperkuat orientasi kebersamaan agar tidak mudah terpecah, dan menjadikan Nasionalis Religius sebagai visi FPMI. Surya Darma Ali (Meneg Kop UKM RI dan ketua umum PPP) menyambut upaya pemuda untuk membentuk forum dan mengusulkan agar ada langkah riil membantu memberdayakan umat keluar dari keterpurukan. Fahri Hamzah (mantan ketua umum KAMMI) mendorong FPMI agar tetap pada politik nilai dan terus memperdalam pengetahuan mendalam agar bisa bergerak mengadvokasi rakyat, serta tetap mengambil jalan tengah (moderat, non fundamental non liberal). Tokoh muda Islam lainnya memberi dukungan dan harapan pada FPMI, Fuad Bawazier, Surya Darma (dir Pertamina), Priyo Budi Santoso, Anies Baswedan, Pemred Republika, dan lainnya.
Tidak bisa dihindari, setiap bentuk konsolidasi pemuda akan mendorong terbentuknya pemetaan baru. Kehadiran FPMI telah menjadi wacana tersendiri dalam dinamika politik terutama bagi kalangan muda. Pandangan positif dan negatif mewarnai perjalanan FPMI dalam perjalanan konsolidasinya. Dinamika semangat aktivisnya juga menjadi tantangan tersendiri, konsolidasi dari satu sekretariat ke sekretariat dan pasang surut hubungan antar organisasi. Beberapa aktivis yang terus berkonsolidasi demi kesatuan FPMI patut mendapat apresiasi lebih seperti Rahmat Kardi (PB GPI), Aryanto Hendrata (KAMMI Pusat), Erwin El Jundi (PP Gema Pembebasan), Deding Z. (PB HMI), dan Syahrul ED (PB HMI MPO).
Selanjutnya FPMI diperhadapkan pada berbagai situasi sosial yang menuntut sikap dan tanggungjawab. Beberapa situasi yang disikapi oleh FPMI secara bersama-sama misalnya kasus film Fitna, Peristiwa Monas AKBB versus FPI dan beberapa kasus lainnya. Kesatuan gerak dan langkah FPMI dalam membangun kesadaran kebangsaan bagi pemuda memerlukan aktivis lintas generasi. Tidak bisa membangun FPMI dalam satu rentang periode kepengurusan, mengingat organisasi masing-masing memiliki tugas regenerasi internal. Yang berarti anggota FPMI mempunyai tugas pewarisan sejarah agar visi misi dan tujuan FPMI bisa terwujud.
Diskusi panjang mencari format gerakannya menjadi cikal pembaruan politik Islam hanya bisa berlanjut jika ada pewarisan sejarah. Dalam rangka tugas pewarisan inilah salah satu tujuan tulisan ini dibuat, agar pemimpin KAMMI ke depan dan pemimpin dari organisasi pemuda Islam lainnya dapat melanjutkan estafeta pembangunan umat dan politik Islam dalam wadah silaturrahim FPMI. (Jakarta, Juli 2008)

Tidak ada komentar: