Rabu, 31 Desember 2008

Refleksi 1429 dan 2008, Welcome 1430H & 2009M

Saya baru sadar ini sudah penghujung paling akhir 2008. Biasanya saya evaluasi progress diri setiap akhir tahun tapi bukan di penghujung banget seperti ini. Yaa sudah, at least saya sempat evaluasi, mungkin kebanyakan santai kalii, bahaya. Kemaren tahun baru Hijriyah 1 Muharram 1430H saya rayakan dengan kegembiraan. Bahkan sangat menyenangkan, berkumpul dengan kawan2, makan Bakso goyang lidah di Cidodol, main futsal di sportmall Kelapa Gading bareng wartawan2 Jurnas, dan menikmati sop buah tengah malam di Rawamangun. Sangat menikmatinya, seperti kata temanku yang wartawan di Surabaya, “ Jangan terlalu serius menghadapi hidup, harus banyak variasi, nanti kalau mujur juga bakal jadi orang, tapi tetap siapin diri jadi apapun ”. 

Terinspirasi semangat bushido, eh semangat perang-nya pasukan Vietnam, baru saja pasukan merah ini membantai habis si juara bertahan Thailand dalam final sepak bola piala AFF Suzuki. Tidak ada yang menduga Thailand bakal kalah, tapi itulah yang terjadi. Motivasi, daya juang, keberanian, kebersamaan dari skuad Vietnam dapat mengalahkan keunggulan teknik dan pengalaman pasukan Thailand. Gol di injury time memberi surprise tersendiri, saya sampai terkejut dan ikut berteriak gembira sambil membayangkan kalau itu golnya Bambang Pamungkas dari tim merah putih. Yee..

Sejak 2007 saya punya hobbi baru, penonton dan pengamat sepakbola. Liga Inggris oke, di sana si Lampard, Torres dan Fabregas memukau saya, liga Spanyol juga oke ada Villa, Raul dan Messi, liga Italia pun wow dengan Kaka, Ibra dan Totti. Dan di timnas ada BP, Ponaryo, dan Markus Horison, pelan-pelan saya menyukai PSM, Persija, Arsenal, Madrid dan Milan. Meskipun tidak fanatik atau nonton tiap malam, tapi saya harus menjadikan kabar arena sebagai salah satu menu sarapan wajib tiap jam 6 pagi, sebagaimana agenda2 pagi lainnya. Saya merasa sportivitas dan kerasnya kompetisi dapat membentuk kepribadian. 


Saya harus bersyukur dan mengajak orang2 di sekelilingku bersyukur pula. Banyak harapan dan kenangan terindah tertuang di tahun 2008. Sejauh ini saya menganggap bahwa pencapaian terbaikku ada di 2008. Tapi semoga 2009 dan tahun2 berikutnya lebih baik lagi. Meskipun tahun 2008 ini juga membekaskan kepahitan dan kesulitan-kesulitan, saya menerimanya sebagai keseluruhan yang saling mengimbangi dan menyempurnakan.
Memasuki tahun 2008 dengan optimisme, dan harapan2 yang belum berwujud ingin tercapai. Merancangnya lalu dalam perjalanannya banyak revisi agenda dan cita, gpp kan. Bersyukurlah karena seolah ada invisible hand dan saya yakin atas bimbingan Tuhan saya mendapat berbagai momentum yang memberi tempat berharga bagi saya. Tahun 2008 ini saya berhasil bertemu dan berdiskusi langsung dengan tokoh2 kunci di negeri ini, termasuk presiden, wakil presiden, ketua MPR, beberapa menteri, tokoh2 oposisi, aktivis pergerakan, pengusaha, seniman dan budayawan. Saya juga melanjutkan agenda 2007 untuk mengunjungi setiap provinsi di Indonesia, dan juga menjadi wakil pemuda Indonesia dalam beberapa forum internasional seperti di Kuala Lumpur, Batam Kepri, dan di 7 negara bagian di AS. 

Satu karya tulis menghasilkan buku (menuju Muslim Negarawan Meretas Kebangkitan Indonesia), peninggalan jejak (milestone) untuk organisasi tempat saya banyak belajar dan mencari arti, mudah2an buku ke-2, ke-3 dst juga bisa ikut terbit. Alhamdulillah sebentar lagi aku akan jadi seorang ayah (mudah2an ayah yg baek, heee doain ye). Saya menikmati hubungan yang baik dengan hampir setiap kalangan, elit, kawan2, kolega, dan juga keluarga, kerabat, semua menambah pencapaian di tahun 2008 ini. 

Saya menutup aktivisme di ormas dengan kegembiraan sekaligus kesedihan. Tepat 4 Nopember 2008, saat acara berlangsung, ayahku H. Amrullah meninggal dunia, kami tidak menduga (walau firasat ada, ini pertama kalinya ayah sakit sampai lebih sepekan). Banyak rencana yang aku tunda untuk ayahku, tapi saat aku akan memulai merealisasikan rencana2 itu, ayah terlanjur pergi..

Penghujung 2008, saya merancang beberapa agenda bersama kawan2. Termasuk diferensisasi cara-cara meningkatkan taraf ekonomi, melanjutkan pelajaran wirausaha. Saya pikir ini saat penting untuk meramu rencana2 besar ini menjadi pekerjaan2 besar yang akan melahirkan momentumnya yang dahsyat.

Selamat Tahun Baru Islam 1 Muharram 1430 H & Tahun Baru Masehi 1 Januari 2009. Semoga 1430 H dan 2009 M menjadi tahun keberuntungan, sebagaimana tahun2 kemarin dan harapan hari esok. Allahumma Amin

Tidak ada komentar: