formatnews
- Jakarta: 66 Tahun Indonesia Merdeka, PROSPERITY FOR ALL, Kemerdekaan
Ekonomi bagi seluruh Rakyat Indonesia, demikian Perkumpulan Rumah
Ekonomi Rakyat dalam ucapan DIRGAHAYU 66 Tahun Indonesia Merdeka.
Dalam semangat kemerdekaan ini, Rumah Ekonomi Rakyat dalam rilisnya
menyampaikan pernyataan pers terkait pentingnya kemerdekaan ekonomi bagi
seluruh rakyat Indonesia.
Yang pertama, kami mendorong upaya penguatan ekonomi rakyat, Kemerdekaan
Ekonomi yang sejati, dan Kemakmuran bagi semua. Keadilan ekonomi dan
kesempatan yang sama untuk memperoleh kesejahteraan bisa dicapai dengan
memaksimalkan sumberdaya ekonomi untuk kepentingan rakyat,
mendistribusikan sumber-sumber ekonomi secara merata, meningkatkan
produktivitas rakyat dengan insentif, dan memfasilitasi kegiatan ekonomi
kreatif.
Kedua, pertumbuhan Ekonomi harus diimbangi dengan pemerataan ekonomi.
Indonesia berhasil mencapai keseimbangan ekonomi makro yang bagus,
ditandai dengan pertumbuhan ekonomi, meningkatnya IHSG, menguatnya
Rupiah terhadap USD, menurunnya persentase kemiskinan. Namun hal-hal ini
harus disertai dengan distribusi pemerataan ekonomi secara progresif
untuk menghindari disparitas ekonomi yang tinggi.
Ketiga, ekonomi sektor riil dan UMKM harus mendapat perhatian dan
pemberdayaan penuh dari pemerintah. Pemerintah dapat menjadi mediator
antara swasta dan masyarakat untuk menyalurkan dana CSR (Corporate
Social Responsibility) demi membangun semangat kewirausahaan dan
meningkatkan produktivitas ekonomi masyarakat.
Selanjutnya keempat, Pemerintah harus mendorong dan memfasilitasi
masyarakat dalam memberdayakan ekonomi kreatif yang bernilai ekonomi
tinggi dan berkualitas ekspor. Hal ini untuk menangkal serbuan barang
impor dari China, Vietnam dll, demikian Taufiq Amrullah.,M.E, Direktur Rumah
Ekonomi Rakyat. ***
Selasa, 20 September 2011
Mendesak Pemerintah Perjuangkan Nasib Karyawan Freeport

Minggu, 18 Sep 2011 04:10 WIB
JAKARTA, RIMANEWS - Kasus pemogokan karyawan PT Freeport Indonesia menjadi bukti nyata bagaimana pemerintah Indonesia lebih menunjukkan keberpihakan pada pemilik modal asing ketimbang rakyatnya sendiri. Merespon aksi pemogokan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral justru menekankan pentingnya "menjaga kepentingan nasional" yang kemudian diterjemahkan dengan menjaga kepentingan investor asing demi kesehatan iklim investasi dalam negeri.
Direktur Rumah Ekonomi Rakyat, Taufiq Amrullah menilai hak para karyawan untuk mendapatkan kesejahteraan yang lebih baik mungkin sekali dikorbankan, mengingat keengganan pihak manajemen Freeport memenuhi tuntutan para karyawan untuk menaikan gaji pegawai non-staf sampai tingkat 3 dari $2.1-$11 menjadi $17.5-$43 per jam.
Padahal, kata Taufiq, permintaan para karyawan merupakan hal yang wajar mengingat besarnya kontribusi Freeport Indonesia kepada induk perusahaannya, Freeport McMoran Copper & Gold, yang mencapai 51 persen. Sementara 49 persen sisanya disumbangkan oleh anak perusahaan Freeport McMoran yang tersebar di seluruh dunia.
"Sebagai perbandingan, para karyawan Freeport di Amerika Utara mendapat bayaran $30-$230 per jam, padahal sumbangannya jauh lebih kecil daripada Freeport Indonesia", kata Taufiq dalam rilisnya yang diterima redaksi di Jakarta Minggu (18/9/2011).
Rumah Ekonomi Rakyat mendesak pemerintah Indonesia agar lebih berpihak pada para pekerja yang merupakan bagian dari rakyat Indonesia.
"Menjaga sehatnya iklim investasi memang penting, tapi menyejahterakan rakyat jauh lebih penting. Pemerintah harus berani menekan manajemen Freeport Indonesia untuk memenuhi tuntutan para karyawan", demikian Taufiq.[ian]
Jumat, 16 September 2011
Langganan:
Postingan (Atom)