Senin, 17 November 2008

Jalur Kepahlawanan Kaum Muda

Refleksi Hari Pahlawan

Pahlawan adalah gelar bagi pejuang yang telah gugur membela bangsa dan negara. Mereka yang mengharumkan nama negeri dalam berbagai jalur pengabdian, seperti pahlawan tanpa tanda jasa (guru), pahlawan olahraga dan seni, pahlawan devisa, selanjutnya juga diberi predikat pahlawan.
Dahulu Soekarno, Hatta, Sjahrir dan kawan kawannya mengambil jalur diplomasi dan politik untuk melepaskan penjajahan dan memproklamirkan kemerdekaan, Bung Tomo sang pejuang pembela merah putih di hari pahlawan 10 nopember menjadi pahlawan mempertahankan kemerdekaan 1945, Ki Hajar Dewantara dan tiga serangkainya, Wahidin Sudirohusodo dan lainnya mengambil jalur pendidikan dan budaya. Meniti jalur pengabdiannya tapi semuanya dikenang sebagai pahlawan nasional.

Pahlawan Karena Kontribusi
Mereka yang kita sebut pahlawan, mereka yang telah mempertaruhkan hidupnya untuk pengabdian tanpa batas untuk bangsa dan negara. Totalitas, kata yang tepat untuk menggambarkannya. Aktivisme yang dibangun adalah kontribusi sepenuhnya untuk bangsa. Bertemu dalam suatu kepentingan sama, kemerdekan dan kejayaan bangsa Indonesia.
Jika pahlawan kebanyakan adalah para pemimpin, itu karena karakter kepemimpinan yang melekat pada diri seorang pahlawan sejati. Mereka yang mengabdikan diri sebagai pemimpin adalah mereka yang meretas jalur kepahlawanan. Menjadi pemimpin berarti bersiap untuk berpikir dan berjuang sepenuhnya untuk masa depan rakyat, bangsa dan negara. Sebagian besar orang berpikir untuk diri dan masa depannya sendiri, sedikit orang yang berjuang untuk komunitasnya dan lebih sedikit lagi yang berjuang untuk kemajuan bangsa dan umat manusia. Apa yang diungkapkan Shirin Ebadi (Seorang wanita Iran peraih Nobel Perdamaian) bahwa aktivisme untuk umat manusia adalah harga yang dibayar atas kehadiran kita di bumi, cukup untuk membangkitkan semangat perjuangan untuk kebangkitan bangsa.

Inspirasi dan Semangat Kepahlawanan
Banyak inspirasi yang bisa terlahir dari memperingati hari pahlawan 10 Nopember, terutama bagi pemuda. Semangat kepahlawanan menjadi titik tolak lahirnya pahlawan-pahlawan muda yang kuat dan tegar, menantang perubahan menembus batas jamannya. Pemimpin muda lahir dan dibentuk oleh jamannya, menghadapi tantangan yang berat dan rumit.
Soekarno yang menjadi Presiden RI pada usia relatif muda (44 tahun) meretas jalan kepahlawanannya dengan menindaklanjuti Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 dengan mendeklarasikan Nusantara Indonesia tahun 1957. Tekad pemuda dalam satu Indonesia harus diartikan bahwa laut-laut antar pulau Indonesia termasuk dasar laut dan tanah di bawahnya, udara di atas darat dan lautnya serta kekayaan alam di dalamnya adalah bagian dari tanah air Indonesia, dimana sebelumnya laut antar pulau Indonesia masih merupakan wilayah bebas tanpa pemilik. Sehingga luas wilayah kedaulatan Indonesia meningkat lebih dua kali lipatnya (dari 2.140.000 km2 menjadi 5.193.250 km2).
Banyak cerita kepahlawanan dalam kisah sejarah bangsa kita yang melibatkan heroisme pemuda. Bagaimana semangat pemuda mendorong para pemimpin revolusi mendeklarasikan kemerdekaan dengan membawanya ke Rengasdengklok 'memaksa' memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Pelajaran pemimpin besar TNI Jenderal Sudirman bergerilya di tengah derita sakitnya. Atau Moh. Natsir dengan politik parlemen dan diplomasinya melalui Masyumi dan sebagai Perdana Menteri.

Hanya pemimpin yang mempunyai kematangan yang mampu tampil sebagai pahlawan sejati bagi bangsa dan umat yang dipimpinnya. Mereka yang berhasil keluar dari krisis dan masa-masa sulit akan banyak mengambil manfaat dari kemajuan bangsa. Seorang pemimpin adalah mereka yang berhasil menapak hingga puncak dengan berbagai rintangan, godaan, penderitaan, rasa kesepian, tanggungjawab dan resiko tinggi.
Pelajaran penting dari para pahlawan adalah semangat berkorban untuk generasi penerusnya. Mereka yang hadir untuk memberi daripada meminta, dan mereka yang dirasakan kehadiran dan manfaatnya, akan selalu dikenang sepanjang jaman. Semua orang merasakan dorongan untuk berperilaku sebagai pahlawan, namun dunia selalu menyediakan sedikit manusia yang demikian. Mari kita refleksikan dengan kepemimpinan bangsa kita.

Kepemimpinan selalu berbicara tentang minimal empat landasan, yakni visi, kepercayaan (trust), komunikasi, dan komitmen. Pemimpin dilahirkan atau dibentuk akan menjadi relevan jika karakternya memenuhi syarat kepemimpinan. Visi merupakan ciri utama dari pemimpin, kemampuan menggambarkan dan memperjuangkan masa depan yang lebih baik adalah tugas pokok seorang pemimpin. Sedangkan kepercayaan (trust) adalah modal penting yang harus dimilikinya, komunikasi dan komitmen adalah artikulasi gagasan yang harus benar-benar clear agar amanah kepemimpinan dapat dijalankan dengan sempurna. Dapatkah pemimpin kita saat ini menunaikan visi kebangsaan? Masih ingatkah dengan enam visi reformasi? Apakah demokrasi ekonomi dan politik sudah benar-benar kita rasakan?
Kita membutuhkan semangat baru untuk melanjutkan kehidupan berbangsa yang lebih terarah. Sebuah nuansa baru yang membawa pencerahan bagi kemajuan bangsa. Apakah kaum muda mampu menjawab tantangan perubahan ini dan menuliskan sejarahnya sendiri, atau menyerah pada garis takdir masa depan bangsa bagaimana adanya?

Kepahlawanan Kaum Muda
Tersedia banyak jalan bagi kaum muda dalam meniti jalan kepahlawanannya. Berbagai bidang kehidupan di negeri ini tidak terolah dengan baik. Apakah karena kekurangan sumber daya dan teknologi atau kesalahan pelakunya? Yang pasti, hari ini adalah sejarah bagi yang merintis dan memperjuangkan jalan baru bagi bangsa yang tengah terpuruk.
Naif bila kaum muda tinggal diam dan menerima keadaan yang disodorkan begitu saja. Ekonomi yang carut marut ditandai dengan kemiskinan dan pengangguran meningkat, sektor riil tidak berputar seindah makroekonomi, perebutan kekuasaan antar partai politik, feodalisme politik yang semakin terasa, menipisnya semangat nasionalisme dan kemandirian bangsa dengan semangat menjual (privatisasi) BUMN kepada asing dan UU Penanaman modal yang menguntungkan pihak investor asing, melemahnya civil society dalam perjuangan demokrasi serta konflik horisontal di berbagai daerah atas nama politik dan kekuasaan.

Maka situasi yang tak lebih baik dibanding reformasi '98 ini tidak dapat dibiarkan oleh kaum muda. Pemuda mempunyai hak dan kewajiban sejarah untuk merespon berbagai kondisi kebangsaan dengan langkah nyata, tidak dapat dengan menyerahkan sepenuhnya pada pengelola negara yang mungkin juga tengah kesulitan menjawab persoalan bangsa yang berkembang. Mereka memiliki syarat yang cukup untuk menjadi pengarah sekaligus pelaku perubahan, seperti moralitas yang baik, semangat yang tinggi, pembelajar yang cepat dan sigap merespon kondisi sekitarnya, memiliki cukup ilmu, serta fisik dan energi yang kuat untuk menunaikan amanahnya.

Pemuda Indonesia yang tersebar dalam berbagai bidang kehidupan berbangsa saat ini sebenarnya mampu menjawab tantangan perubahan dengan kapasitas dan energi yang dimilikinya. Kepemimpinan kaum muda sebagai solusi alternatif bagi kemandegan reformasi dan demokratisasi patut mendapat respon dari kaum muda sendiri terutama tokoh muda ormas, parpol, organisasi kepemudaan dan mahasiswa. Kaum muda harus menuliskan sejarahnya sendiri dengan penguatan peran dan kontribusi untuk perubahan. Konsolidasi kaum muda dari berbagai organisasi kepemudaan dan mahasiswa menyambut sumpah pemuda dan hari pahlawan tidak semata diletakkan dalam perspektif pemuda saja, jauh dari itu kaum muda merasakan kegelisahan atas banyak persoalan yang tak terselesaikan di negeri ini. Pemuda sangat ingin memberi arti dan berkontribusi langsung sebagai pelaku perubahan, bukan hanya sebagai katalisator perubahan.

Tersebarnya aktivis pemuda dalam berbagai partai politik dan lembaga negara seperti legislatif dan pemerintahan, serta munculnya tokoh pemimpin dari kalangan muda dapat menjadi penanda merangseknya kaum muda meretas jalur pahlawan perubahan. Penjagaan prasyarat menuju kepemimpinan nasional dan daerah dalam aspek moralitas dan kompetensi akan memberi energi lebih dalam menyambut era baru bangsa Indonesia.
Kaum muda saat ini sungguh mampu melakukan langkah nyata dalam menapaki jalur kepahlawanannya. Misalnya dengan keberanian tokoh muda muncul sebagai calon pemimpin bangsa tahun 2009 dengan dukungan berbagai organisasi pemuda. Jika itu yang terjadi, maka tentu akan diikuti langkah-langkah kepahlawanan dari pemuda-pemuda yang lain. Pemuda adalah komunitas mayoritas negeri ini yang akan menjadi penentu masa depan bangsa. Jika pemuda selalu terjebak dalam sub-ordinasi dan melanggengkan iklim feodalisme, mereka menggadaikan masa mudanya. Lewat karya dan perannya, pemuda akan tampil menjadi satu kekuatan besar mengantarkan negeri menuju take off.

Jalur pengabdian kaum muda untuk bangsa tersebar dalam berbagai lapangan kehidupan berbangsa. Pemuda harus berani mengambil peran di setiap jenjang kepemimpinan, tidak dengan menunggu dan membiarkan situasi berlarut-larut. Karena tanggungjawab sejarah tidak dapat diserahkan pada siapapun, pemuda harus menuliskan sejarahnya sendiri. Telah gugur pahlawanku, gugur satu tumbuh seribu..

(Selamat atas Pahlawan Nasional : Muhammad Natsir dan Bung Tomo)

1 komentar:

rusdianto mengatakan...

Assalamu'alaykum kanda taufiq..

subhanallah, akhirnya ketemu didunia maya jg.. :)
gmn kabarta'? skrg tinggal dimana?

jalan2ki ke blogku juga..
http://rusdianto.net